Sabtu, 21 Juni 2014

KEBUTUHAN ZAT GIZI UNTUK PASIEN PADA BERBAGAI GANGGUAN SISTEM TUBUH

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Saluran cerna adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat – zat gizi dan, mengekskresi sisa – sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Gangguan pencernaan dan absropsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan lambung, absorpsi zat – zat gizi dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan multilitas, pendarahan atau hematemesis – melena, kondisi saluran cerna paska bedah dan tumor atau kanker. Penyakit – penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis, esophagus, gastritis akut atau kronik, hematemesis – melena, ulkus peptikum, gastroesphageal reflux disease (GERD), sindroma dumping, diver tihulosis, inflammatory bowel disease (IBD), hemoroid , diare dan konstipasi. Manifestasi yang terjadi pada pasien berupa distagia, dyspepsia diare, konstipasi, hematemesis-melena, dan hematokesia.

B.     TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian tentang diet ulkus peptikum.
2.      Mengetahui pengertian tentang diet thypus abdominalis.
3.      Mengetahui bagaimana cara menghadapi klien yang harus menjalani diet ulkus peptikum dan thypus abdominalis.

BAB II
ISI

A.    PENGERTIAN DIET ULKUS PEPTIKUM
Ulkus peptikum adalah luka (tukak) pada lapisan lambung atau duodenum. Bila ulkus terdapat di lambung disebut ulkus lambung. Bila terdapat di duodenum disebut ulkus duodenum.
Ulkus peptikum atau tukak lambung adalah penyakit pada lapisan lambung atau duodenum, bagian pertama dari usus kecil Anda. Sakit perut seperti terbakar adalah gejala yang paling umum. Rasa sakit dapat datang dan pergi untuk beberapa hari atau minggu. Anda lebih sering merasakannya ketika perut kosong dan biasanya hilang setelah Anda makan.

      1.1 Tanda dan Gejala Ulkus Peptikum
Ketidaknyamanan pada perut dan nyeri merupakan gejala yang paling umum dari ulkus duodenum dan lambung. Nyeri terasa antara pusar dan tulang dada, biasanya ketidaknyamanan terjadi ketika perut kosong atau pada malam hari. Makanan dapat membantu mengurangi nyeri dalam waktu singkat.
Gejala lain termasuk :
·         Turun Berat Badan
·         Kurang Nafsu Makan
·         Kembung
·         Bersendawa
·         Mual
·         Muntah
1.2  Hal-hal yang menyebabkan Ulkus Peptikum :
Ulkus lambung bisa disebabkan tingginya kadar asam di lambung, atau akibat infeksi Helicobacter pylori (H. pylori). Penyebab lainnya bisa karena obat-obatan anti inflamasi non steroid (OAINS), seperti aspirin dan ibuprofen. Ulkus lambung tidak disebabkan oleh stres atau makan makanan pedas, tapi keduanya dapat membuat gejala menjadi lebih buruk. Merokok dan minum alkohol juga dapat memperburuk penyembuhan.
B.     PENGERTIAN DIET THYPUS ABDOMINALIS
Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasa mengenai saluran pencernaan. Gejala yang biasa ditimbulkan adalah demam yang tinggi lebih dari 1 minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran (FKUI, 1985).
Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Rampengan,1990).
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B, atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai dengan demam, toksemia, gejala-gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit (Soedarto, 1996)
Penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suriadi, Yuliani Rita, 2001).
Typhus abdominalis (demam tifoid,enteric feve) ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari,gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran. (mansjoer,dkk,2000)
Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang diawali selaput lendir usus dan jika tidak diobati secara progressif menyerbu jaringan di seluruh tubuh. (Tambayong,2000)

1.1 Hal-hal yang menyebabkan Thypus abdominalis :
Demam tifoid adalah infeksi akut yang disebabkan bakteri Salmonella typhi. Tidak seperti virus yang dapat beterbangan di udara, bakteri ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan kumuh, makanan, dan minuman yang tidak higienis. Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lalu menyerang tubuh, terutama saluran cerna.
Proses bekerjanya bakteri ini ke dalam tubuh manusia lumayan cepat. Yaitu 24-72 jam setelah masuk, meski belum menimbulkan gejala, tetapi bakteri telah mencapai organ-organ hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang, dan ginjal. "Rentang waktu antara masuknya kuman sampai dengan timbulnya gejala penyakit, sekitar 7 hari."  
Gejalanya sendiri baru muncul setelah 3 sampai 60 hari. Pada masa-masa itulah kuman akan menyebar dan berkembang biak. Organ tubuh lalu merangsang sel darah putih mengeluarkan zat interleukin. Zat inilah yang akan merangsang terjadinya gejala demam. Kuman yang masuk ke hati akan masuk kembali dalam peredaran darah dan menyebar ke organ tubuh lainnya.
Namun tidak seluruh bakteri Salmonella typhi dapat menyebabkan demam tifoid.Saat kuman masuk, tubuh berupaya memberantas kuman dengan berbagai cara. Misalnya, asam lambung berupaya menghancurkan bakteri, sementara gerakan lambung berupaya mengeluarkan bakteri. Jika berhasil, orang tersebut akan terhindar dari demam tifoid.

1.2 Tanda dan Gejala Thypus abdominalis
Gejala biasanya diawali dengan rasa tidak enak badan, nyeri yang tidak jelas, sakit kepala dan bisa juga mimisan, konstipasi, lemas.Dalam beberapa hari sampai minggu, terjadi kenaikan suhu badan yang bisa mencapai lebih dari 40°C. Pada saat ini, sebuah tanda khas demam tifoid yang disebut rose spots “bintik merah muda” bisa terlihat, khususnya pada bagian perut (abdomen). Tanda yang juga dapat dijumpai pada daerah dada dan punggung ini akan telihat memudar bila ditekan.
Pada akhir minggu pertama, terjadi gejala-gejala hematopoetik sebagai pembesaran limpa (splenomegali), lekopeni dan berkurangnya atau menghilangnya dari darah sel-sel lekosit polinukleus dan eosinophil.
Pada minggu kedua, suhu badan akan mengalami remisi harian. Panas terutama meningkat pada malam hari dengan perbedaan temperatur lebih kurang ½ sampai 2°C dibanding pagi hari. Bila demam sangat tinggi dapat terjadi penurunan kesadaran dan penderita mengigau..
Pada minggu ketiga,penderita akan mengalami diare mirip bubur,pendarahan usus yang dikarenakan luka pada usus.pada tahap ini typhus bisa menjalar ke organ tubuh lain terutama hati,saluran empedu dan tulang.

C.     TUJUAN DIET
Tujuan diet penyakit lambung adalah memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.

D.    SYARAT DIET
                   Syarat-syarat diet penyakit lambung adalah :
1.      Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan .
2.      Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimannya.
3.      Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan .
4.      Rendah serat , terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap
5.      Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6.      Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam baik secara termis,mekanis, maupun kimia ( disesuaikan dengan gaya terima perorangan ).
7.      Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa ; umumnya tidak di anjurkan minum susu terlalu banyak.
8.      Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.
9.      Pada fase akut dapat diberikan makanan parental selama 24-48 jam untuk member istirahat pada lambung.

E.     HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Diet lambung diberikan kepada  pada pasien dengan gastritis, ulkus peptikum, thypus abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas. Diet yang tepat bagi penderita typhus abdominalis adalah diet makanan saring. Tujuan diet makan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk semipadat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih padat.

Diet Lambung I
            Diet lambung 1 diberikan kepada pasien gastritis akut, ulkus peptikum , thypus abdominalis, berat dan paska pendarahan, makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari diet paska – hematemesis – melena . atau setelah fase akut teratasi , makanan diberikan tiap 3 jam . selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang energi ,zat besi, dan vitamin C.

Diet Lambung II
            Diet Lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I , kepada pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan thypus abdominalis ringan . Makanan berbentuk lunak , porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan, makanan ini cukup energi, protein, Vit C, tetapi kurang tiamin.

Bahan Makanan Sehari
Bahan makanan
Berat
Urt
Beras
90
3 ½  gelas bubur
Roti
40
2 iris
Maizena
20
4 sdm
Daging
100
2 potong sedang
Telur Ayam
100
2 butir
Tempe
100
4 potong sedang
Sayuran
250
2 ½ gelas
Buah
200
2 potong sedang pepaya
Margarin
35
3 ½ sdm
Gula
65
6 ½ sdm
Susu
300
1 ½ gelas
  
Nilai Gizi
Energi
1942 Kkal
Protein
75 gr
Lemak
79 gr
Karbohidrat
241 gr
Kalsium
817 Mg
Besi
28,5 Mg
Vitamin A
15369 RE
Tiamin
0,8 Mg
Vitamin C
205 Mg

Pembagian Makanan Sehari
Pagi
Pukul  10.00
Beras
30 g
1 ¼ gelas bubur
Telur ayam
50 g
1 butir
Sayuran
50 g
½ gelas
Gula pasir
10 g
1 sdm
Margarin
5 g
½ sdm
Maizena
20
4 sdm
Gula
25 g
2 ½ sdm
Susu
100 g
½ gelas

Siang
Pukul 16.00
Beras
30 g
1 ¼ gelas bubur
Daging
50 g
1 potong sedang
Tempe
50 g
2 potong sedang
Sayuran
100 g
1 gelas
Pepaya
100 g
1 potong sedang
Gula
10 g
1 sdm
Roti
40 g
2 iris
Margarin
10g
1 sdm
Telur
50 g
1 sdm











Diet Lambung III
            Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien dengan ulkus peptikum, gastritis kronik, atau thypus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada toleransi pasien . Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.

Bahan Makanan Sehari
Bahan Makanan
Berat
Urt
Beras
200g
4 gelas
Maizena
15g
3 sendok makan
Biskuit
20g
2 buah
Daging
100g
2 potong sedang
Telur
50g
1 butir

Bahan Makanan Yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan makanan          
Dianjurkan
Tidak dianjurkan
Sumber karbohidrat
Beras dibubur atau di tim,kentang dirembus,makaroni direbus,roti dipanggng,biskuit,creakers,mie,bihun,tepung-tepungan,dibuat bubur atau puding
Beras ketan, beras tumbuk, roti, whole wheat, jagung, ubi, singkong, dodol, cake, tales dan berbagai kue yang terlalu manis dan berlemak tinggi.
Protein hewani
Tahu, tempe, direbus/ditim, ditumis,kacang hijau direbus dan dan dihaluskan
Tahu/tempe digoreng, kacang tanah, kacang mede, kacang polong.
Sayuran
Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas: bayam, bit, labu siam, labu kuning, wortel, tomat di rebus dan ditumis
Sayuran mentah, sayuran serta tinggi,dan menimbulkan gas.daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi, asparagus.
Buah – buahan
Pepaya, pisang, jeruk manis, sari buah, bit, peach dalam kaleng.
Buah yang tinggi serat atau dapat menimbulkan gas:jambu biji, nanas, apel, nangka, apel, nangka, durian, kedongdong
Lemak
Margarin, mentega, minyak, untuk menumis dan santan encer
Lemak hewan, santan, kental.
Minuman
Syrup
Minuman mengandung soda, dan alkohol, kopi, ice cream
Bumbu
Gula, garam, vetsin, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, salam, sereh.
Cabe, bawang, merika, cuka, dsb yang tajam.
F.     
UPAYA PENCEGAHAN
Upaya dalam pencegahan penyakit ulkus peptikum dan typhus abdominalis antara lain sebagai berikut :
1.      Lingkungan Hidup
·           Sediakan air minum yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari tempat yang    higienis, seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan gunakan air yang sudah tercemar. Jangan lupa, masak air terlebih dulu hingga mendidih (100 derajat C).
·           Pembuangan kotoran manusia harus pada tempatnya. Juga jangan pernah membuangnya secara sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat akan membawa bakteri Salmonella typhi. Terutama ke makanan.
·           Bila di rumah banyak lalat, basmi hingga tuntas.

2.      Diri Sendiri
·         Lakukan vaksinasi terhadap seluruh keluarga. Vaksinasi dapat mencegah kuman masuk dan berkembang biak. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.
·         Menemukan dan mengawasi pengidap kuman (carrier). Pengawasan diperlukan agar dia tidak lengah terhadap kuman yang dibawanya. Sebab jika dia lengah, sewaktu-waktu penyakitnya akan kambuh.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian penyakit Typhus adalah penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada anak maupun orang dewasa. Tetapi demam tifoid lebih sering menyerang anak. Walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan daripada orang dewasa. Selama terjadi infeksi bakteri S. typhi bermultiplikasi dalam sel fagositik mononuklear dan secara berkelanjutan dilepaskan ke aliran darah.
Penyakit typhus abdominallis atau demam thypod merupakan problem atau masalah yang serius bagi kesehatan masyarakat di Negara-negara yang berkembang seperti halnya Indonesia yang memiliki iklim tropis banyak di temukan penyakit infeksi salah satuhnya Typhus Abdominalis yang di temukan sepanjang tahun. Typhus abdominalis di sebabkan oleh salmonella tyhpi.
Dengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi, perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan, pembuangan sampah dan clorinasi air minum, perlindungan terhadap suplai makanan dan minuman, peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi populasi lalat (reservoir).

B.     Kritik dan Saran
Melalui makalah ini saya selaku penyusun makalah ini berharap agar pembaca senantiasa memperdulikan akan kesehatannya sendiri, lingkungan dan sekitarnya agar terhindar dari penyakit menular khususnya penyakit Typhus dengan melakukan pencegahan sejak dini sehingga penyakit ini tidak menjadi suatu Kejadian Luar Biasa (KLB).